ALL IZZ WELL !

Hallo Yo nih gue ceritain sebuah film Bollywood yang dapat rating tertinggi dari gue sebagai film terhebat yang pernah gue tonton. Bukan tentang kisah romantis, bukan tentang percintaan, tapi tentang MIMPI, CITA-CITA, DAN KESUKSESAN.

Dialahhhhhh, 3 IDIOTS.

Film jadul, kolot, en bukan selera anak zaman sekarang. Namun, dari film inilah gue mendapatkan banyak pelajaran berharga. Loh gak pernah nonton kan Hallo Yo? Nih gue ceritain bagian-bagian dahsyatnya. Film ini tentang tiga anak muda India yang dianggap idiot yang menempa ilmu di sebuah sekolah teknik di India. Mereka adalah Farhan Qureshi, Raju Rastogi, dan yang terdahsyat Ranchoddas Shamaldas Chanchad. Cerita itu dimulai dari petaka yang menimpa Farhan satu menit setelah dia lahir. Sesaat setelah Farhan keluar dari rahim ibunya, sang Ayah berkata, 

“Anakku akan menjadi insinyur”. 

Dan ibunya menyahut,”Farhan Qureshi, Master of Engineer”. 
Jadi, secara tidak langsung, takdir Farhan sudah ditentukan oleh Ayah dan Ibunya sendiri. Tanpa mengindahkan kemampuan dan keahlian Farhan. Terpaksa, takdir dari Ayahnya melempar dia ke Imperial Collage of Engineering. Jauh dari keahliannya sebagai fotograper, sekaligus cita-citanya.

Pesan dari kejadian ini untuk gue sebagai calon ayah (meskipun masih lama) jangan memaksakan kehendak sendiri kepada anak tanpa melihat kemampuan dan cita-cita anak. Atau tidak ingin berakhir dengan unhappines.

Gue kenalin dulu sama loh Yo, sang pemeran utama sekaligus menurut gue paling dahsyat, Ranchoddas Shamaldas Chanchad. Ranchoddas sebenarnya seorang anak bodoh  dari keluarga kaya. Namun, dia memanfaatkan kepintaran Phunsukh Wangdu. Sehingga dia memakai nama Ranchoddas untuk bersekolah. Nama asli Rancho di film ini adalah Phunsukh 'Chotte' Wangdu. Phunsukh adalah anak tukang kebun di keluarga Ranchoddas. Dia (Phunsukh kecil) sangat tertarik untuk belajar. Selalu memakai seragam Rhancoddas untuk belajar di sekolahan. Kelas manapun yang dia sukai, dia akan duduk disana. Dan Rhancoddas memanfaatkan situasi itu. Rhancoddas menyuruhnya membuat PR, menyelesaikan test. Sampi suatu saat, professor sekolah tempat Phunsukh kecil (pada saat itu kelas 6) belajar, mendapati Phunsukh sedang mengerjakan tugas kelas 10.     Sehingga, hubungan ‘gelap’ antara Rhancoddas dengan Phunsuk ketahuan. Lalu, professor mengadu ke Ayah Rhancoddas tentang hal tersebut. Ayah Rhancoddas seorang yang terpandang. Dia ingin anaknya, Rhancoddas mendapatkan ijazah, dan Phunsuk ingin belajar. Maka, Ayah Rhancoddas menyuruh Phunsukh tetap belajar dan menjadi insinyur, namun dengan memakai nama Ranchoddas Shamaldas Chanchad. Sehingga, nama Phunsukh Wangdu telah berganti menjadi Ranchoddas Shamaldas Chanchad. Dan dia memakai nama itu untuk kuliah di Imperial Collage of Engineering.

Pesan dari scene ini, jangan hanya ingin label, tanda penghargaan, sertifikat, atau apalah, tapi lebih dari itu, yaitu ILMU.

Lanjut, pelajaran yang dapat gue ambil lagi tuh, ketika si Rancho menghajar si senior dengan dengan seperangkat alat listrik sederhana yang dia rakit hanya dalam waktu sepuluh detik. Dalam teori pelajaran IPA kelas 2 SD, air garam adalah penghantar listrik yang baik, dan Rancho mempraktekkannya.

Pesan dari scene ini, teori hanya akan menjadi teori, apabila tidak dipraktekkan.

Next...

Scene lain yang berhasil membuat gue berpikir,”Aku ingin seperti Rancho” adalah ketika dia mempermalukan seorang professor didepan mahasiswa. Ketika itu dia ditanyakan tentang definisi mesin. Dia menjelaskan sesederhana mungkin sehingga mahasiswa lain mengerti sekaligus tertawa mendengar penjelasannya. Namun, professor tidak menyukai itu. Sampai pada saat Chatur (saingannya di ICE) menjelaskan definisi itu sepanjang-panjangnya persis dibuku. Rancho protes ke professor. Bagi Rancho, dia telah mengutarakan maksud yang sama namun dalam bahasa yang berbeda. Alhasil, Rancho dikeluarkan dari kelas. Pas mau keluar dari kelas, dia kembali lagi untuk mengambil bukunya yang ketinggalan. Dia membalas teori salah dari professor dengan menjelaskan definisi buku ke professor sepanjang-panjangnya. Professor bingung dengan apa yang Rhanco katakan. Professor K.O

Pesan dari scene ini, sederhana asal mengerti, jangan expert namun nol besar.

Next...

Rancho ditantang oleh Rektor ICE, Viru Shastrabudee karena telah menyalahkan sang Rektor dalam kasus bunuh diri Joy Lobo. Rancho ditantang untuk membuktikan perkataannya. Rancho mengatakan bahwa Joy Lobo bukan bunuh diri, namun ‘dibunuh’ oleh sistem kuliah yang menekan otak Lobo. Rancho juga mengatakan tidak ada guna apakah kampusnya berada dirangking 1 atau 28. Yang diperhitungkan hanya nilai. Mahasiswa kampus tidak mendapatkan pengetahuan, hanya diajari bagaimana cara mendapatkan nilai bagus. Rancho mengatakan bahwa tak ada gunanya niali-nilai yang bagus apabila tidak ada pengetahuan dan penemuan baru.

Pesan dari scene ini, jangan semata-mata mencari nilai.

Forward...

Yang ini menyangkut si Raju. Raju adalah salah satu mahasiswa yang paling konsisten di ICE. Selalu menempati nilai terendah di ICE. Raju dibuatkan oleh si Viru ujian khusus. Khusus untuk Raju supaya dia gagal dalam  ujian terakhir. Raju sadar bahwa otaknya tidak mampu untuk menjawab soal-soal ujian. Farhan dan Rancho ingin membantu Raju dalam ujian dengan mengambil kertas soal dari ruangan Viru. Dan mereka berhasil mendapatkan kertas soal tersebut. Namun Raju menolak bantuan Farhan dan Rancho. “Kalian aneh, kalian ajari aku untuk melangkah lurus, tapi lalu kalian minta aku melakukan hal buruk. Tidak, hari ini. Jika aku berhasil, itu adalah karena kemampuanku”, kata Raju. Dan Raju membuang kertas soal tersebut dengan tersenyum. Pada akhirnya, diapun lulus ujian terakhir.

Pesan dari scene ini, apapun hasilnya, sebaik-baik usaha adalah usaha sendiri disertai kejujuran.

Kembali dengan Raju. Setelah dia lulus, dia mengikuti wawancara penerimaan karyawan di suatu perusahaan. Dia utarakan segala sesuatu yang dia alami dan alasan dia mencoba bunuh diri dengan kejujuran. Pewawancara tidak menyukai hal tersebut. Dia anggap Raju terlalu jujur.

“Jika hari ini Anda menolak, saya tidak akan menyesal sedikitpun, karena saya percaya pasti akan ada kesempatan bagi saya untuk melakukan sesuatu yang berharga dalam hidup ini”, kata Raju

“Keterusteranganmu tidak baik untuk perusahaan kami. Kami butuh seseorang yang pandai berdiplomasi untuk mengurusi para pelanggan. Dan caramu ini terlalu lurus. Namun jika kau bisa merubah sikapmu, maka sesuatu mungkin akan terjadi”. Balas pewawancara.

“Tetaplah kalian bekerja, saya akan tetap pada sifat saya”. Jawab Raju.

Dan pada akhirnya, dengan kejujuran dan jalannya yang lurus, dia diterima perusahaan tersebut.

Pesan dari scene ini, pertahankan sifat selama tidak bertentangan dengan kebaikan. Dan always be honest.

Forward...

Ini giliran Farhan. Farhan dipaksa oleh ayahnya untuk menjadi insinyur teknik. Namun, dia tidak mempunyai bakat dan kehendak untuk menjalani apa yang dikatakan ayahnya. Dia berbakat dalam fotograper alam liar. Dia menikmati itu dan dia memang bercita-cita menjadi forograper. Ayahnya bersikeras supaya Farhan menjadi seorang insinyur. Farhan ingin menggapai cita-citanya, namun dia takut kepada ayahnya. Rancho berbicara ke Farhan, “Temui beliau, buat dia mengerti. Hari ini kau tidak boleh takut, Farhan. Atau nanti setelah 50 tahun berlalu, kau terbaring di rumah sakit menunggu kematian. Andai kau punya sedikit keberanian saja, mungkin hidupmu akan berbeda”.

Akhirnya, Farhan memberanikan diri untuk mengutarakan keinginannya kepada ayahnya. Ayahnya tetap tidak setuju.

“Aku tidak ingin menjadi insinyur, Ayah. Aku tidak memahami Mekanika, meskipun bisa aku akan menjadi ahli mesin yang buruk. Rancho mengatakan, yang kamu merasa gembira melakukannya, jadikan itu profesimu. Sehingga bekerja akan serasa bermain.

“Berapa gaji yang bisa kamu dapat dari pekerjaan itu?” tanya ayahnya.

“Ayah, gajinya memang tidak seberapa, tapi aku akan bisa banyak belajar”. Aku akan frustasi bila menjadi insinyur dan mungkin aku akan mngutuk Ayah karena memberiku kehidupan. Ayah, aku ingin meyakinkanmu. Jika aku nanti menjadi forograper, kemudian gajiku sedikit, rumahku kecil, mobilku kecil, namun aku akan bahagia, Ayah. Aku benar-benar akan bahagia”.

Akhirnya ayahnya berkata, ”ini hidupmu, jalanilah”.

Pesan dari scene ini, kerjakan apa yang disenangi, maka akan bahagia.

And the last that i hear from 3 IDIOTS, ALL IZZ WELLLLLLLL !!!!!!!!

Its great things that i got from you, 3 IDIOTS...

Thank You :D

Komentar

Posting Komentar

There's Any Comment Guys?

Postingan populer dari blog ini

Air Adalah Hidup Sederhana

Cahaya Kecil

Korelatif 2 (Part 2)