Jujur itu Laku Baik
Adalah
sebuah laku baik yang dapat membaiki diriku dan atau semua manusia. Salah
satunya kejujuran. Berlaku jujur tak pernah rugi sekalipun. Walau dalam satu
keadaan, jujur bisa menyakiti diri sendiri, namun dunia itu adil. Dunia akan
mengadili dengan tak ada pincangnya. Dunia akan membayar kesakitan atas
kejujuran yang dilakukan. Dunia akan menjadi baik bagi yang baik budinya. Entah
itu sekarang, di masa depan, atau bahkan saat kita berhitam-hitaman di dalam alam
kubur.
“Barang
siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az Zalzalah :7-8)
Tentang
sebuah kejujuran, ingatanku selalu terpaut dengan sebuah kisah selagi SMA.
Disebuah ujian, entah karena hal apa, aku mengikuti sebuah jalan dimana aku tak
lagi mengenal arti kejujuran. Aku masuk dalam kelompok itu. Dipagi harinya,
persiapan telah dilakukan. Persiapan baik dan buruk. Seolah bertolak belakang,
aku meminta segala kemudahan kepada-Nya, tapi dijalan lain, aku meminta ‘bantuan’
di sumber yang salah. Aku menyalahi sebuah aturan kebaikan. Kadangkala suatu
keadaan akan membuat budi baik terhapus. Kadangkala kekhawatiran menjahati
suatu proses. Itu hari kedua. Malamnya, aku membawai tubuh ke masjid sekolah,
berkumpul dengan beberapa teman yang lurus-lurus, juga ada seorang guru. Kala
itu, aku mengingat kejadian siangnya, dimana karena itu, aku menjadi malu. Tak
pantas aku berduduk-duduk di tempat baik, dengan orang yang baik-baik ini. Dan
jelas. Sang guru yakin bahwa kami yang duduk-duduk itu tidak mengikuti jalan
kesalahan. Aku tertunduk juga hatiku. Sang guru bertitah kepada kami bahwasanya
jauhilah ketidakjujuran. Aku merasa terasing karena ketidakjujuran itu.
Juga,
seorang guru berkata, jujur itu ibarat menabung. Jikalau saat itu terdapat
keadaan dimana harus jujur atau tidak, dan jika jujur yang bertindak, berarti
telah menabung untuk kebaikan dimasa depan. Dan jelas, di suatu waktu, tabungan
bisa diambil dengan kebaikan. Tabungan itu akan berbentuk kebaikan-kebaikan,
seperti kemudahan, rezeki, dan sebagainya. Jikalau ketidakjujuran yang
ditampilkan, berarti telah berhutang. Dan pasti hutang akan diambil pun
ditagih. Entah itu dalam bentuk apapun. Hutang itu akan berupa kesulitan,
kekurangan, kesakitan, dan bencana-bencana lain. Itu sangat pasti, karena telah
terkandung dalam ayat diatas (Az Zalzalah :7-8)
Semoga
hati ini selalu berusaha untuk selalu menjujuri keadaan, menjadi apa adanya, tidak
dibuat-buat. Semoga tubuh ini dijaga dari keburukan keadaan, dari situasi kekhawatiran,
dari risiko kesalahan. Amin.
PicSource
PicSource
amiin, like this :D
BalasHapus:))
BalasHapusamiin~
jempol dua d:)b
BalasHapus