Cintaaa.. Dan Waktu Terasa Cepat Berlalu
Pertama,
walaupun tidak masuk buku terbaik, tapi dengan kesyukuran aku curahkan karena
karyaku masuk buku kedua belas di #ProyekMenulis Kejutan Sebelum Ramadhan dari
nulisbuku.com. Namun sampai sekarang buku yang aku pesan belum tiba ke
tanganku. Setelah itu, menghabiskan beberapa hari di kampong halaman Ayah di
tanah Kaur. Sempat berpikir untuk meminum air sungai karena tak tahan lagi
diajak berkelana (berziarah) di Lebak saat berpuasa. Melayang-layang badan ini
ditengah gundukan-gundukan nisan. Juga tak kuat kaki menahan beban motor saat
melewati jembatan kayu rapuh diatas sungai-sungai berbatu. Puasa hari
itu adalah yang paling meyiksa. Pun ketika berbuka, langsung disuguhi air panas.
Tapi, Alhamdulillah, masih bisa berbuka.
Juga beberapa
hari menghabiskan waktu pagi sendiri dirumah karena ditinggal orangtua kerja :D
dan saudara yang lain bersekolah. Otomatis, hanya berkutat dengan laptop dan
memaksa mata untuk berhobi dengan acara-acara tivi yang freak.
Meski puasa,
olahraga jangan terlupa. Banyak yang ngabuburit dengan berjalan-jalan sore,
tapi saya berhaluan menepok bulu dengan raket. Alhasil, berbuka lebih terasa nikmat
karena air tubuh keluar sebagai keringat.
Puasa bertambah
seru karena ada kegiatan dari angkatan 13, angkatan luar biasa. Kegiatannya yaitu
bukber dan baksos di salah satu panti asuhan di Sekayu. Satu-satunya penyesalan
yang kualami dari kegiatan itu adalah kurangnya akomodasi waktu yang tersedia
untuk berkumpul. Jadi ya, kebutuhan mulutku akan tertawa seakan masih kurang. Tapi,
overall, sip dah,
Kegiatan-kegiatan
tersebut membuat Ramadhan kali ini benar-benar tidak terasa.
Astagfirullah,
bagaimana bisa tidak terasa Yo?
Begini ya. Mungkin
yang sedang pacaran setelah menikah, sering merasakan waktu berputar lebih cepat ketika sedang bersua dengan sang pasangan. Entah di pinggiran pantai
atau di pinggiran danau. Tapi ketika melihat jam atau penunjuk waktu lainnya,
ternyata waktu berlalu sangat cepat. Normal tapi nyatanya waktu habis
begitu banyak. Sepasang kekasih itu sangat menikmati detik demi detik ketika
mereka bersama, sampai-sampai mereka lupa akan waktu.
“Wah udah sore Bun. Gak
kerasa yah.”
“Iya nih Yah.”
"Iya Bund, mungkin karena rasa cinta Ayah ke Bunda membuat waktu ini gak kerasa berlalu.”
“Ah ayah bisa aja.”
Begitulah kiranya
apa yang aku rasakan (Tapi bukan tentang nikahnya. Masih jauh broo). Karena begitu menikmati alur cerita yang telah Allah buat,
berusaha mencintainya, dan akhirnya benar-benar mencintai, maka waktu terasa
cepat berlalu. Tahu-tahu sudah dipenghujung Ramadhan, dan besok In Shaa Allah melaksanakan
shalat Idul Fitri. Terasa sangat cepat bukan berarti tidak membekas apa-apa.
Malah, kenikmatannya membuat hati dan logika sehingga waktupun sangat cepat
melesat.
Pengharapanku,
semoga dapat beristiqomah dan menganggap bahwa bulan-bulan lain seistimewa
bulan Ramadhan, meski sesungguhnya bulan Ramadhan adalah yang terbaik.
Ramadhan, aku
mencintaimu, dan waktu cepat berlalu.
Rio Isman
Komentar
Posting Komentar
There's Any Comment Guys?