Bedogan .. An .. An

Tiba di Ngulak, Reno telah menunggu di atas seban. Berniat untuk belum mandi, tapi
kami datang telat, akhirnya dia mandi duluan.
Mungkin dia telah menunggu kami dengan bosan.
Di rumahnya, kami dipersilahkan meminum teh hangat
pelepas dahaga kerongkongan. Menyeruputnya, terasa kenikmatan. Setelah itu
dengan keluarga Reno kami berobrol-obrolan ringan.
Teringat salah satu sahabatku, Tulus Angkumiharja,
calon sarjana pertanian. Dan jam 12-an, kami beranjak menjemput sang liverpudlian. Tiba di rumahnya, kami
berempat disuguhkan dengan minuman dan roti rasa durian. Amboii, sangat
menyenangkan, Kawan.
Sekembali ke rumah Reno, aksi dimulai untuk bedogan. Reno mengambil penjuluk, kelapa muda sebagai target
makanan.
Sekitar dua jam-an, kami menghabiskan waktu bedogan. Setelah selesai, kami pindah ke
seban, melanjutkan percakapan. Kami
bersenda gurau tentang ingat-ingatan. Tentang Jeni yang sedang ujian. Atau Yan
yang sedang dinas di Lalan. Atau Galih yang menyekap ibu penyiram tanaman. Juga
sedikit tentang keadaan negeri yang mengkhawatirkan. Banyak korupsi yang dilakukan
anggota dewan. Juga tentang politik dan keagamaan. Namun yang mengecewakan
adalah Reno akan ke Bandung untuk liburan. Pulangnya pun setelah lebaran. Mendengarnya,
tidak enak, Kawan.
Waktu terubah menjadi pukul empat lewat dua puluh
delapan. Merasa sudah petang, kami memutuskan pulang motoran. Dari pinggir
sungai, kami lihat, mendung menggantung tanda akan turun hujan. Bismillah, kami
akan menerobos jalan. Tapi, aku masih kecewa karena Reno akan liburan sampai
setelah lebaran. Akan ada yang kurang, Kawan.
Beberapa menit menyetir stang, ternyata turun hujan.
Kami bergegas stop dan memakaikan mantel penahan kedinginan. Tapi sayang, uang
kertas dipahaku telah berbasah-basahan. Aku lupa meletakkannya di box motor
kreditan. Juga, mantel di box motor cuma satu, jadi aku tidak memakainya,
karena aku penikmat hujan. Ya aku penikmat hujan di tengah perjalanan.
Menerobos hujan, sudah beberapa kali aku lakukan.
Ketika pemotor lain bergegas turun dan berteduh di bawah dahan, aku tetap
menerobos layaknya tanpa beban. Kapan lagi bisa merasakan gelitikan-gelitikan
di wajah akibat terpaan air hujan? Kapan lagi bisa melihat pantulan pohon hutan
dari air hujan yang berserakan?
Ditengah kedinginan, terbayang nikmatnya pempek dan
bakwan.
Terus berjalan, akhirnya kami tiba di awal
kecamatan. Disaat kami berbasah-basahan, warga Mangunjaya masih menjemur
pakaian di angin-anginan. Oh, ini kehebatan alam buatan Tuhan.
Alhamdulillah, akhinya kami tiba di rumah dengan
aman. Mendinginkan, perjalanan dari Ngulak ke Babat Toman. Tiba di rumah,
sedang ada sidang Isbat di tipiwan. Nonton sebentar, apakah hilal sudah
terlihat untuk menandai awal Ramadhan.
Dan akhirnya selesai tentang gurauan
Saya Rio Isman,
Sekian.
Komentar
Posting Komentar
There's Any Comment Guys?